Wednesday, November 26, 2014

Museum T.B. Silalahi

koleksi tb2_1377754067.png
Museum T.B. Silalahi merupakan bagian dari T.B. Silalahi Center, suatu yayasan nonprofit yang didirikan oleh Letnan Jenderal Purnawirawan Dr. Tiupan Bernhard Silalahi, S.H. beserta keluarganya. Yayasan ini didirikan dengan tujuan untuk melestarikan budaya Batak dan membentuk karakter masyarakat Batak, terutama generasi muda, serta tempat mengembangkan ide-ide untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat Batak, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun pendidikan, di samping juga sebagai tempat tujuan wisata. Yayasan ini didirikan berdasarkan akta no.10 tanggal 7 Agustus 2006 dan akta no.7 tanggal 8 Januari 2007.

Bangunan museum ini dibuat bertingkat dua dengan satu lantai mezzadine sebagai lobby. Luas total bangunan sekitar 2900 m2 yang terdiri dari museum tertutup 1300 m2, museum terbuka 1300 m2, dan fasilitas lain 300 m2. Ruang dalam yang terbuka (open lay out) juga akan mampu mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan yang berkembang seiring dengan bertambahnya koleksi-koleksi museum nantinya.
Museum ini akan diisi oleh replika serta benda-benda asli peninggalan sejarah, budaya, dan peradaban suku Batak zaman dulu yang sekarang ini masih tersebar di berbagai negara termasuk di belahan Eropa seperti Jerman, Belanda maupun Inggris.
Museum ini bukanlah Museum TB Silalahi dalam arti untuk kepentingan diri pribadinya tapi Museum Batak milik seluruh orang Batak untuk kepentingan seluruh masyarakat etnis Batak yang dapat memperlihatkan sejarah, budaya, dan jadi diri mereka. Ia berharap agar orang Indonesia keturunan Batak merasa bangga memiliki museum ini serta menghimbau seluruh orang Batak, khususnya yang memiliki benda-benda bernilai sejarah agar bersama-sama menjaga benda tersebut dan bila memungkinkan nantinya dapat disimpan di dalam Museum Batak dan pemilikannya tetap keluarga yang menyerahkannya.
Dari sisi disainnya, Museum Batak yang letaknya berdampingan atau dalam satui areal dengan Musem TB Silalahi Center di Desa Pagar Batu, Balige, memadukan unsur-unsur arsitek modern dan disain tradisional Batak yang mempunyai makna kahadirannya mempunyai latar belakang sejarah akan suatu identitas etnis yang unik serta perspektif idealisme untuk harapan dan cita-cita yang luhur ke depan dalam suatu lingkungan masyarakat bangsa yang sangat plural. 

Museum Batak besar, megah, dan bertaraf internasional ini memilih menggunakan motif ’gorga’ yang sangat familiar dengan kebudayaan Batak. Eksteriornya nanti akan menampilkan Patung Raja Batak yang memegang tongkat ’Tunggal Panaluan’ setinggi 7 meter di atas landasan atau alas setinggi kurang-lebih 2 meter. Sejumlah replika patung asli pahatan Batak yang dibuat seperti aslinya nantinya juga akan menghiasi museum ini 
TB Silalahi berharap Museum Batak ini akan dapat dipercaya oleh pihak-pihak asing, baik lembaga maupun individu,  sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah bernilai tinggi dari kebudayaan Batak yang sebagian besar koleksinya kini berada di Balanda, Jerman, Inggris, bahkan di Swiss.

Daya tarik museum ini bukan hanya berada di suatu komplek yang  memfokuskan diri pada hal-hal yang menyangkut kebudayaan batak, tapi juga letaknya dengan latar belakang Danau Toba yang indah di atas lahan yang memiliki perbedaan elevasi. Selain mengadopsi unsur tradisional, bangunan panggung juga menyesuaikan diri dengan kondisi elevasi lahan yang berkontur. 
T.B. Silalahi mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gregorio Araneta, Filipina.T.B. Silalahi pernah menjadi Menteri Pendayagunakan dan Aparatur Negara dalam Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).
Koleksi
Bangunan museum terbagi dua, museum pribadi T.B. Silalahi dan museum budaya Batak. Museum pribadi T.B. Silalahi berisi koleksi foto-foto presiden Republik Indonesia, maupun foto-foto T.B. Silalahi yang memperlihatkan perjalanan hidupnya sejak masa kanak-kanak hingga dewasa dan berkarier sebagai prajurit TNI Angkatan Darat. Di samping itu, juga dipamerkan berbagai pakaian dinas yang digunakan oleh T.B. Silalahi, binyang-bintang jasa dan tanda kehormatan, termasuk Bintang Mahaputra, maupun kendaraan dinas PBB, jeep M-15 yang digunakan oleh T.B. Silalahi ketika bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB (UNEF) di Gurun Sinai pada tahun 1974. Museum Batak berisi penninggalan-peninggalan etnografi yang antara lain berupa tunggal panaluan, ulos, pustaha, dan berbagai perhiasan.
Halaman depan merupakan Taman Perjuangan tempat dipamerkan sebuah tank AMX yang merupakan kendaraan Komando Batalion Kavaleri 8/Kostrad (T.B. Silalahi merupakan komandan batalion ini antara tahun 1972 dan 1975), helikopter serbu BO/105 yang sering dipakai oleh T.B. Silalahi selama berdinas di TNI AD, dan patung T.B. Silalahi beserta patung harimau yang merupakan simbol kesatuan beliau.
Di halaman belakang museum terdapat perkampungan Batak yang terdiri atas Rumah Bolon Batak dan rumah-rumah desa, lengkap dengan peralatan ekonomi masyarakat Batak di daerah Danau Toba, seperti alat-alat pertanian, penangkap ikan, mesin tenun, dan senjata berburu.

Sarana
T.B. Silalahi Center dibangun di atas tanah bekas pabrik air minum mineral PT Aeros yang memiliki bangunan museum seluas 400 m² dan halaman depan yang merupakan taman perjuangan serta halaman belakang tempat berdirinya perkampungan Batak seluas 1100 m².

ALAMAT

Jalan Pagar Baru No. 88
Desa Silalahi, Pagar Baru, Balige-Tobasa,
Sumatera Utara
Telepon 0632-21588 begin_of_the_skype_highlighting              0632-21588      end_of_the_skype_highlighting
Faks. 0632-21587

0 comments:

Post a Comment

ads

ads