Alamat : Jl. Diponegoro No. 26 Tenggarong
Telp. : (0541) 661412 Faks: (0541) 662588
Museum
Negeri Mulawarman di Kalimantan Timur lebih dikenal masyarakat dengan sebutan “Museum Tenggarong”
Pengelolaan
dan Operasional museum ini berada dibawah UPTD (Unit Pelaksana Tehnis
Daerah) Kabupaten Kutai Kartanegara, yang bertanggung jawab terhadap Pengawasan,
pemeliharaan, serta pemanfaatan koleksi museum
Lokasi
Museum Negeri Mulawarman terletak dipusat kota Tenggarong, beralamat di Jalan
Pangeran Diponegoro No 25, Kelurahan Timbau, Kabupaten Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur
Tenggarong terletak disebelah barat kota Samarinda dengan jarak sekitar 30 Km,
kondisi jalanan untuk menuju ke kota ini lumayan baik, pada
beberapa spot terdapat beberapa tanjakan serta turunan, kota ini dapat diakses dengan
Kendaraan Darat, Kendaraan Air, dan Pesawat Udara
Sejarah
Museum
Museum
Negeri Mulawarman awalnya merupakan sebuah Bangunan Keraton Kesultanan Kutai
Kartanegara yang didirikan pada Tahun 1935 sebagai pengganti keraton lama yang
terbakar
Pembangunan
Keraton, dipercayakan kepada Holland Beton Mastchappy (HBM) dengan konsep
Arsitektur Kolonial Modern yang menampilkan kolom beton sebagai ciri khas arsitekturnya
Bangunan
Gedung ini memiliki tiga bagian ruang utama, yaitu Bagian Depan, Tengah, dan Bagian
Belakang, (menurut pengamatan Saya, bangunan ini ada kemiripan dengan desain Gedung
Museum Nasional yang ada di Jakarta, hanya saja ukurannya lebih kecil)
Setelah
terjadinya proses penggantian kepada
pihak Ahli Waris sebagai Pemilik Syah Keraton, yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat
I Kalimantan Timur, kemudian Bangunan Keraton ini difungsikan menjadi museum
Keunikan
yang dimiliki oleh bangunan Museum Mulawarman ini adalah, merupakan Bangunan Keraton Pertama
di Kalimantan Timur yang bergaya “Indische”
Koleksi
Museum
Museum
Negeri Mulawarman memiliki sekitar 5000 buah koleksi benda budaya dan benda sejarah,
yang meliputi koleksi Ethnografi, Historika, Arkeologi, Kramologi, Numistika,
Heraldika, Biologika, dan Geologika
Sebagian
dari koleksi yang berupa prasasti pada ruang pamer, merupakan koleksi replikanya,
sedangkan koleksi aslinya disimpan pada Museum Nasional di Jakarta
Benda
Koleksi dari Masa Prasejarah yang terdapat pada museum ini berupa aneka ragam perkakas
yang terbuat dari Batu, umumnya peralatan ini terbuat dari bahan Batu Rijang, dan Batu Andesit
Dulunya
peralatan
ini yang digunakan oleh penduduk setempat untuk keperluan Berburu,
Bertukang, Berladang, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, (Beliung, Kapak
Genggam, Kapak Perimbas, Kapak Lonjong, dan Kapak Persegi)
Benda
Koleksi dari Masa masuknya kebudayaan Hindu dan Budha, berupa Yupa atau Prasasti, serta
puluhan Arca, koleksi ini sebagian besar adalah benda sejarah yang ditemukan
dari Goa Gunung Kombeng pada Tahun 1847
Menurut Pemandu Wisata, Sejumlah
tulisan berbahasa Sansekerta pada Prasasti, menceriterakan tentang Kerajaan
Kutai Kuno Martadipura, dengan rajanya yang bernama Mulawarman Maladewa (Tahun 423
Masehi)
Keberadaan
prasasti ini merupakan bukti sejarah, bahwa di kawasan Kutai pernah berdiri sebuah
Kerajaan Hindu tertua di Indonesia
Benda
Koleksi dari Masa Kesultanan Kutai generasi berikutnya, (Masa transisi dari Hindu
ke Islam) berupa sejumlah benda yang berasal dari hibah serta ganti rugi, seperti
Singgasana, Mahkota, Busana Adat, Peraduan, dan sejumlah benda lainnya yang
biasa dipakai dalam upacara adat
Pada
upacara adat tertentu, seperti Pesta Adat Erau dan Upacara Resmi Keraton
lainnya, benda koleksi yang ada di museum ini masih sering dipakai dan ditampilkan kepada
publik
Benda
Koleksi dari Masa Kolonial, berupa Pistol, Senapan, serta beberapa Meriam Besi
berbagai ragam ukuran
Benda
Koleksi yang terkait dengan Etnogafi, berupa aneka ragam Kain Tenun, Perhiasan,
dan Senjata Tradisional Suku Dayak
Selain
Bangunan Utama yang digunakan sebagai Museum, di area ini terdapat juga kompleks
Pemakaman Keluarga Kerajaan yang boleh dikunjungi oleh masyarakat
Tempat
penjualan souvenir dan penjual makanan/minuman terdapat pada bagian belakang
sebelah kiri dari gedung museum
Motto
Museum ini adalah “Cinta Budaya, Peduli Museum” Sebaris kalimat pendek yang mengandung
makna yang dalam, semacam himbauan dan ajakan halus kepada siapapun
untuk berkunjung ke Museum Negeri Mulawarman, Tenggarong
Ajaklah Keluarga Anda berkunjung ke Museum Tenggarong untuk lebih mengenal kekayaan budaya daerah dan sejarah masa lalu, dengan melihat benda koleksi yang dimiliki oleh museum ini
0 comments:
Post a Comment