Museum
Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat
digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Museum
Negeri Lampung “Ruwa Jurai” mulai dirintis pembangunannya sejak tahun
anggaran 1975/1976. Peresmiannya dilaksanakan bersamaan dengan
peringatan hari Aksara Internasional yang dipusatkan di Bandar Lampung
pada tanggal 24 September 1988. Peresmian ini dilakukan oleh
Prof.Dr.Fuad Hasan dan dinamakan “Ruwa Jurai”. Ruwa yang berarti dua dan
Jurai yang berarti keturunan, apabila disambungkan “Ruwa Jurai” artinya
masyarakat Lampung terdiri dari dua keturunan, yaitu masyarakat Lampung
yang beradatkan Saibatin dan Pepadun.
Setelah
Otonomi Daerah kedudukan museum ini menjadi Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur
no.03 tahun 2002 tanggal 9 Februari 2001. Sejak tanggal 1 Januari 2008
kedudukan museum berubah menjadi UPTD Dinas Pariwisata.
Koleksi
Koleksi
museum negeri Lampung terdiri dari koleksi geologi, biologi, etnografi,
arkeologi, historis, numismatik, filologi, keramik, senirupa, dan
teknologi. Menurut data tahun 2011, Museum Lampung “Ruwa Jurai”
menyimpan sekitar 4.735 buah benda koleksi. Museum ini memiliki beberapa
program di antaranya Pameran Khusus, Pameran Keliling, Museum Keliling,
Seminar dan Penelitian, Bimbingan Keliling, dan Penerbitan. Koleksi
yang paling banyak adalah etnografika yang mencapai 2.079. Salah satu
jenis koleksi yang berkaitan dengan Kebudayaan Lampung adalah koleksi
etnografika. Klasifikasi koleksi jenis ini meliputi semua benda yang
cara pembuatan dan pemakaiannya memperlihatkan ciri khas etnis
tertentu.
Di
antara koleksi-koleksi yang ditampilkan, antara lain pernak-pernik
aksesori dari dua kelompok adat yang dominan di Lampung, yaitu Sei
Bathin (Peminggir) dan Pepadun. Kedua kelompok adat ini masing-masing
memiliki kekhasan dalam hal ritual adat dan aksesori yang dikenakan.
Ritual-ritual
adat dari Peminggir dan Pepadun masing-masing ditampilkan secara
beralur dari ritual kelahiran, ritual asah gigi menjelang dewasa, ritual
pernikahan, hingga ritual kematiannya. Di samping itu, berbagai benda
peninggalan zaman prasejarah, zaman Hindu-Budha, zaman kedatangan Islam,
masa penjajahan, dan pasca-kemerdekaan juga ditampilkan pada bagian
tersendiri.
Sarana
Luas tanah dari Museum ini yaitu 18.865 m² sedangkan luas bangunan nya adalah 4.713 m². Museum ini dilengkapi dengan :
0 comments:
Post a Comment