SERBA-SERBI MUSEUM MANDIRI
Museum
Mandiri berseberangan dengan Stasiun Kota. Bangunan museum pada mulanya
adalah kantor Nederlandsch Handel-Maatschappij (NHM) atau Netherlands
Trading Corporation alias Maskapai Dagang Belanda. Kantor pusat NHM
berada di Amsterdam, sedangkan Batavia (Jakarta) adalah kantor cabang.
MUSEUM MANDIRI
- Sejak berlakunya cultuurstelsel (1830), menjadi tugas utama NHM membeli, mengirim/shipping, dan menjual komoditi yang dihasilkan dari sistem tanam paksa seperti kopi, gula, dan nila.
- Namun selama periode 1850an dan 1860an, NHM telah bergerak dan membangun jalinan keuangan sedemikian intensif dalam bidang industri gula sehingga boleh dikatakan telah terjadi transformasi NHM dari maskapai dagang menjadi bank.
BANK EXIM PERNAH BERKANTOR DI SINI
NHM Batavia dikenal dengan sebutan Factorij atau factory dalam
bahasa Inggris yang berarti agen dagang di negara asing. Setelah
Indonesia merdeka, NHM dinasionalisasi (1960), kemudian berkembang
menjadi Bank Exim dengan kantor pusat di Gedung Factorij.
Bank Exim kemudian bergabung kedalam Bank Mandiri (1999). Sejak 2005 Gedung Factorij difungsikan sebagai Museum Mandiri.
- Arsitek Gedung Factorij adalah J. de Bruyn, A. P. Smits, C. van der Linde. Pembangunan gedung berlangsung selama periode 1929-1933 dan peresmian oleh Presiden Direktur NHM Karel CJ van Aalst.
PAPAN PENUNJUK
Papan penunjuk menginformasikan aneka pelayanan bank di lantai dasar dan lantai satu. Misalnya untuk pelayanan effecten (efek atau surat berharga) dan safe deposit di sebelah kiri (dari sisi nasabah), sedangkan urusan perbankan di kanan. Di lantai satu terdapat kantor inspektur gula (Suiker Bergcultuur Inspecteur) di sebelah kiri dan direksi di sebelah kanan.
CHINEESCHE KAS
Ruang pameran Museum Mandiri terletak di tiga lantai. Lantai Dasar terdiri dari Ruang Treasury (Kas Afdeeling), Ruang Pembukuan (kamar khusus untuk buku besar), Ruang Kasir China (Chineesche Kas).
Di sayap selatan terdapat Ruang Perlengkapan Bank, Ruang Kearsipan dan
Komunikasi, Ruang ATM. Ruang Kearsipan dulunya merupakan kantor budidaya
gula yang cukup sibuk.
RUANG RAPAT BESAR
Setelah
anak tangga terakhir menuju lantai satu, pengunjung akan berdiri di
depan Ruang Rapat Besar. Di sini terdapat seperangkat meja dan kursi
untuk keperluan rapat, sedangkan dinding dihiasi foto orang-orang
penting dunia perbankan Indonesia.
Salah
satu yang dapat kita jumpai adalah foto Agus Martowardojo, Direktur
Utama Bank Exim (1998) dan Direktur Utama Bank Mandiri (2005-2010).
Bankir kelahiran Amsterdam ini dipilih Presiden SBY untuk menggantikan
Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu
II sejak Mei 2010. Selanjutnya penunjukan Anny Ratnawati oleh Presiden
sebagai wakil menteri keuangan menjadi faktor Anggito Abimanyu
meletakkan jabatan di Kementerian Keuangan dan kembali ke kampus.
Setahun kemudian (Oktober 2011) terjadi perombakan kebinet. Sejumlah
menteri digeser dan sejumlah wakil menteri ditambahkan diantaranya
Mahendra Siregar. Sejak itulah kita memiliki dua wakil menteri
keuangan. *Sebuah foto ternyata bisa membawa kita kemana-mana*
LANTAI SATU
Ruang
pameran lain di lantai satu adalah Ruang Foto Direktur, Ruang Makan
Direktur, Ruang Presiden Direktur, Ruang Numismatika. Di sayap selatan
terdapat Ruang Mandiri Club, Ruang Piala, Ruang Kepegawaian, Ruang
Security dan Rumah Tangga, Perpustakaan.
RUANG KLUIS UTAMA
- Di bawah lantai dasar terdapat ruang kluis utama seluas sekitar 900 meter persegi dan dinding luar setebal 100 cm sebagai tempat menyimpan uang kas, efek, maupun barang-barang berharga milik nasabah.
- Tiga galeri di ruang kluis atau khazanah adalah Effecten Kluis (ruang penyimpanan surat-surat berharga), Ruang Safe Deposit Box, Kast Kluis (ruang penyimpanan uang).
- Dari Kast Kluis, terdapat pintu keluar menuju taman. Riuh jalak tunggir merah sungguh menarik perhatian. Si burung hitam dengan paruh kuning dan merah menyapu sebagian ekor. Aku suka matanya; menyiratkan rasa ingin tahu yang besar. Sayang dikurung. Burung secerdas itu semestinya dibiarkan menjelajahi dunia sekehendak hatinya.
PRASASTI PEMBERIAN KCJ VAN AALST
- Prasasti Kaca Patri Museum Mandiri adalah hadiah Karel CJ van Aalst (1866-1939), presdir kesepuluh NHM Batavia. Van Aalst lahir di Hoorn (Belanda) yang juga merupakan kota kelahiran pendiri Batavia J.P. Coen (1587-1629). Alih-alih Batavia, Coen sebenarnya menginginkan Nieuw Hoorn sebagai nama kota, namun bos-bos besar Kompeni di Belanda (De Heren XVII) ternyata menghendaki lain.
- Prasasti Kaca Patri terbagi dua bagian. Bagian bawah melukiskan empat musim di Eropa dan alam Indonesia.
- Bagian atas antara lain menggambarkan Cornelis de Houtman dikelilingi oleh empat kapal yang berlayar ke Nusantara pada tahun 1595, yaitu Hollandia, Mauritius, Amsterdam, Duyfen. Ekspedisi First Schipvaart mencapai Banten 14 bulan kemudian. Acap Houtman memperoleh penghormatan terlalu besar sebagai pemimpin ekspedisi Belanda yang pertama mencapai Nusantara. Keberhasilan yang akan sulit dicapai tanpa map yang disediakan Petrus Plancius, seorang astronomer dan kartografer handal, maupun detail rute perdagangan yang diperoleh Jan Huygen van Linschoten dari Portugis.
LUKISAN CORNELIS DE HOUTMAN
Selalu
dikatakan bahwa kita dijajah Belanda selama 3,5 abad. Angka ini
dihitung dari kedatangan ekspedisi Houtman di Banten (1596). Sejarawan
Onghokham dalam The Thugs, the Curtain Thief and the Sugar Lord menarik
perhatianku bahwa bisa jadi tidak demikian halnya. Tujuan ekspedisi
pimpinan Houtman yang dibiayai oleh Compagnie van Verre (cikal-bakal
VOC) adalah untuk mencari dan membeli lada. Kehadiran Belanda di Banten,
kota pelabuhan yang ramai pada waktu itu halnya orang-orang asing
(Inggris, Portugis, China, Arab) maupun orang-orang lokal dari Aceh,
Makassar, dan kota-kota pelabuhan lainnya, adalah untuk berdagang. Jadi
apakah tepat jika kita menandai penjajahan Belanda di Indonesia dari
kedatangan Houtman.
Bahkan
satu dekade kemudian ketika Batavia didirikan pada tahun 1609, belum
hadir ide besar tentang akan adanya suatu kekaisaran kolonial Belanda di
kawasan Nusantara. Dikemukakan Onghokham, 'In short, no body at that time could have foreseen what would be developed out of Batavia...' Lebih lanjut, 'In
the writer's opinion it was not until 1830 that Dutch colonialism
started, and even then only fully in Java, because in the same year the
Dutch launched a new policy to exploit the island of Java.'
GEDUNG NHM, SEKARANG MUSEUM MANDIRI
Sekilas tiket masuk Museum Mandiri.
Untuk melacak mengapa di tiket masuk Museum Mandiri terdapat logo
delapan bank yang kini sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya maka
kita akan memulai dari perjalanan NHM.
- 1824: NHM didirikan oleh Raja Willem I di Amsterdam, Belanda.
- 1826: NHM cabang dibuka di Batavia.
- 1933: NHM cabang Batavia atau Factorij menempati gedung baru yang sekarang menjadi Museum Mandiri.
- 1960: Nasionalisasi NHM.
- 1965: NHM digabung dengan Bank Negara Indonesia Unit II.
- 1968: BNI Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah BNI Unit II Divisi Ekspor-Impor yang kemudian menjadi Bank Exim.
- 1998: Bank Mandiri berdiri sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan.
- 1999: Empat bank pemerintah yaitu Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), Bank Ekspor-Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) bergabung kedalam Bank Mandiri.
Dengan demikian tidak
mengherankan jika kita akan menemukan logo keempat bank ini di tiket
masuk Museum Mandiri. Sedangkan empat logo lainnya berasal dari
bank-bank pendahulu yaitu NHM, Escomptobank, NHIB, BIN.
- NHM dinasionalisasi dan berkembang menjadi Bank Exim di kemudian hari.
- Escomptobank N.V. setelah nasionalisasi menjadi Bank Dagang Negara.
- Nasionalisasi Nederlandsch-Indische Handelsbank (NIHB) dan berganti nama menjadi Nationale Handelsbank sejak 1950, menjadi cikal-bakal kelahiran Bank Bumi Daya.
- BIN (Bank Industri Negara) didirikan pada tahun 1951 dan digabung kedalam Bank Bapindo yang dibentuk pada tahun 1960.
Itulah
sebabnya aku akan memilih tiket masuk Museum Mandiri sebagai salah satu
yang terbaik di Indonesia. Diantara pertimbangan adalah tidak sekadar
tiket sebagai tanda pembayaran tetapi mengisahkan perjalanan dan
sejarah museum melalui penggunaan lambang berupa logo bank.
Alamat:
MUSEUM MANDIRI
Jl. Lapangan Stasiun no.1
Jakarta 11110
MUSEUM MANDIRI
Jl. Lapangan Stasiun no.1
Jakarta 11110
0 comments:
Post a Comment