Peletakan
batu pertama pembangunan Museum Negeri Jambi dilakukan oleh Gubernur
Jambi, Maschun Sofwan, S.H. pada tanggal 18 Februari 1981 pada lahan
seluas 13.350 m² dengan luas bangunan 4.000 m². Peresmian museum ini
dengan nama Museum Negeri Provinsi Jambi dilakukan pada tanggal 6 Juni
1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof.Dr.Fuad Hasan. Dengan
berlakunya UU No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Museum
Negeri Provinsi Jambi diubah namanya menjadi Museum Negeri Jambi, sesuai
dengan Peraturan Daerah nomor 15 tahun 2002.
Fungsi dari museum ini :
- Melakukan pengumpulan, perawatan , pengawetan, dan penyajian benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.
- Melakukan urusan perpustakaan da dokumentasi ilmiah.
- Memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitiaan benda koleksi yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.
- Melakukan bimbingan edukatif kultural.
- Melaksanakan urusan tata usaha.
Museum
Negeri Jambi sebagai museum terbesar di Kota Jambi, kini berganti nama
menjadi Museum Siginjai. Perubahan nama diharapkan memperkuat ingatan
kolektif masyarakat akan tempat peninggalan benda-benda bersejarah Jambi
ini. Pergantian nama ini merupakan kesepakatan para budayawan Jambi.
Siginjai diambil dari nama ikon Jambisebilah keris Raja Jambi. Perubahan
nama Museum Negeri Jambi menjadi Museum Siginjai ini berdasakan
Peraturan Gubernur Nomor 26 tahun 2012. Dipilihnya nama Siginjai sebagai
pengganti, karena merupakan nama sebilah keris yang digunakan oleh
Orang Kayo Hitam, sebagai Raja Jambi di masa lalu dalam membela negeri
Jambi. Nama ini lebih dikenal dan masyarakat diharapkan akan lebih
mengenal senjata pusaka yang berkaitan dengan sejarah berdirinya Jambi.
Keris Siginjai sampai saat ini masih tersimpan di Museum Nasional di
Jakarta, dan duplikatnya tersimpan di museum ini.
Koleksi
Museum
Negeri Jambi memiliki beragam koleksi yang berjumlah sekira 2.855 buah,
antara lain geologi (benda koleksi yang merupakan objek disiplin ilmu
geologi antara lain meliputi batuan, mineral, fosil dan benda-benda
bentukan alam lainnya), biologi (benda koleksi yang masuk kategori benda
objek penelitian / dipelajari oleh disiplin ilmu biologi), filologi
(naskah-naskah kuno yang ditulis tangan, naskah incung Kerinci yang
ditulis di atas tanduk dan bambu, Alquran dan Kitab Tassauf yang ditulis
tangan. ), etnografi (koleksi yang menjadi objek penelitian/disiplin
ilmu antropologi, benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau
menggambarkan identitas suatu etnis), arkeologi (koleksi yang menjadi
objek penelitian/disiplin ilmu arkeologi, seperti: peninggalan masa
prasejarah), historis (koleksi yang menjadi disiplin ilmu sejarah, sejak
masuknya budata barat, benda yang berkaitan dengan peristiwa sejarah),
keramik (koleksi keramik terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan
suhu tertentu), senirupa (koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman
artistik manusia melalui objek dua dan atau tiga dimensi) dan teknologi
(koleksi yang menggambarkan perkembangan teknologi tradisional sampai
dengan teknologi modern).
Museum
ini juga menyimpan benda peninggalan prasejarah seperti beliung batu,
gong bertuliskan aksara kuno Cina, teko, piring porselen, fragmen
tangan, arca Budha, arca dan sebagainya.
Sarana
Museum Negeri Jambi terdiri atas sejumlah bangunan yang dibangun dengan corak arsitektur tradisional Jambi, yaitu Rumah Kajang Lako dan Rumah Larik.
0 comments:
Post a Comment