Gunung Daik terletak di Pulau Lingga,
Kabupaten Lingga, propinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Gunung yang
berketinggian 1.i65 mdpl ini memiliki ciri khas yaitu mempunyai 3 cabang
dan merupakan gunung tertinggi di Kepulauan Riau. Gunung mati ini nampak kehijauan karena pepohonan apabila dilihat dari kejauhan.
Karena keunikan yang dipunyai oleh gunung ini telah banyak mengundang minat para pendaki gunung untuk mencoba tantangan untuk mendaki puncak gunung Daik ini, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Walaupun demikian belum ada yang mampu untuk mencapai puncak gunung ini karena kondisi puncak yang terjal dan bebatuan yang rapuh, selain itu masih banyak misteri yang tersimpan di gunung Daik ini. Sudah diketahui umum bahwa di gunung tersebut banyak dihuni oleh orang bunian.
Konon dahulu kala orang bunian yang tinggal di gunung Daik
sering berbaur dengan masyarakat kampung sekitar, terutama pada saat
ada pesta perkawinan. Bahkan kalau berhajat dalam pesta perkawinan
tersebut.
Gunung Daik memiliki tiga puncak :
1. Gunung Daik.
2. Gunung Pejantan.
3. Gunung Cindai Menangis.
Banyak masyarakat yang meminjam berbagai peralatan mulai dari perhiasan
emas dan perak sampai peralatan masak dan pelaminan, tentu saja melalui ritual
tertentu. Namun karena ada sebagian masyarakat yang tidak mengembalikan
sebagian barang yang dipinjam tersebut telah membuat murka orang bunian
dan sejak itu hubungan baik antara orang bunian dengan masyarakat mulai
renggang. Wallahu'alam.
Terlepas dari itu semua, gunung Daik mempunyai daya tarik tersendiri yang mempunyai 3 cabang,
vegetasi yang tumbuh menghijau, berbagai jenis burung dan satwa lain
yang menghuninya, serta keindahan air terjun yang dipunyai sungguh suatu
tantangan baru untuk dicoba.
Gunung Daik di Kabupaten Lingga telah dikenal sebagai salah satu wisata alam yang ada di Indonesia. Selain telah dijadikan cerita pada pantun klasik dan menjadi inspirasi asal usul kota Lingga.
Gunung Daik bercabang tiga
Patah satu tinggal dua
Orang Daik mengada - ada
Macam orang nak dengan dia
Pantun diatas adalah pantun senda gurau yang sering dimadahkan
oleh para remaja zaman dahulu untuk mengungkapkan perasaan penolakan
mereka terhadap lawan jenis yang sedang jatuh cinta. Gunung Daik memang menjadi sumber dalam pembuatan pantun.
Rute pendakian diawali dari gerbang pendakian Gunung Daik di Desa Sepincan, selanjutnya menuju ke Gazebo pertama dengan jarak 4 KM dan membutuhkan waktu tempuh 1 jam perjalanan. Perjalanan dilanjutkan menuju Gazebo 2 dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan. Setelah mencapai Gazebo 2, target selanjutnya adalah Pangkal Cabang Puncak Gunung Daik, dengan treknya yang mendaki, jalur ini dapat di tempuh dalam waktu 2 jam perjalanan
Sunday, November 30, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment