Gunung Halau Halau: Puncak Tertinggi di Kalimantan Selatan
Pegunungan Meratus adalah deretan gunung yang terdapat di Provinsi
Kalimantan Selatan. Pegunungan ini berderet sejauh 600 km dari tenggara
hingga menuju ke perbatasan yang ada di bagian utara Kalimantan Selatan.
Karena panjangnya, Pegunungan Meratus membelah Kalimantan Selatan
menjadi 2 bagian dan tersebar di 8 Kabupaten yang berbeda. Mulai dari
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Balangan, Tabalong,
Tanah Laut, Kotabaru, Banjar, hingga ke Kabupaten Tapin. Oleh karena itu
hampir tidak mungkin untuk menjelajahi keseluruhan area Pegunungan
Meratus hanya dalam waktu beberapa hari saja.
Ada beberapa objek wisata alam yang tersebar di beberapa bagian
Pegunungan Meratus. Anda harus memilih lokasi tertentu jika ingin
menikmati alam Pegunungan Meratus. Karena memang lokasinya bisa
berjauhan antara satu objek wisata dengan yang lainnya. Misalnya memilih
untuk berkunjung ke Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang dilewati oleh
Pegunungan Meratus. Salah satu gunung yang terdapat di Kabupaten ini dan
merupakan bagian dari Pegunungan Meratus adalah Gunung Halau Halau.
Tepat dibawah kaki Gunung Halau Halau terdapat sebuah air terjun yang
disebut dengan masyarakat setempat dengan nama Sungai Karo. Air terjun
ini menjulang setinggi 80 m dari permukaan tanah. Pada bagian bawah air
terjun terdapat telaga yang bisa digunakan untuk berendam. Kualitas
airnya sangat jernih dan debitnya censderung tetap sepanjang tahun,
meskipun pada musim kemarau. Ini karena sumber airnya berasal dari
kawasan hutan di Gunung Halau Halau yang masih terjaga keasliannya.
Dipenuhi dengan pepohonan ari jenis Meranti, Agathis, Kanari, Nyatoh,
Medang, Durian, Gerunggang, Kempas, dan Seluang. Akar dari pepohonan
yang memenuhi hutan disekitar lokasi air terjun, membuatnya dapat
menahan air tanah yang berasal dari hujan agar tidak langsung mengalir
ke lautan.
Beberapa jenis satwa endemik Kalimantan bisa ditemui di Gunung Halau
Halau. Misalnya burung Enggang dan jugo Owa Kalawet. Tentu saja hutan
Gunung Meratus juga dipenuhi satwa non-endemik Kalimantan, seperti Ular
Gua yang sempat ditemui oleh Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang menjelajah
Pegunungan Meratus termasuk juga Gunung Halau Halau itu sendiri. Ular
gua bukanlah merupakan satwa endemik Kalimantan karena juga ditemui di
daerah lain seperti di Thailand dan juga di daerah sekitar Semenanjung
Malaya.
Ular gua ditemukan di beberapa gua yang berbeda. Mereka hidup di
langit-langit gua dan bisa berukuran hingga sepanjang 2,5 m. Makanan
utama dari ular gua adalah kelelawar yang banyak lalu-lalang di dalam
gua di Kalimantan. Selain dari itu di hutan Gunung Halau Halau juga
banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat. Misalnya tanaman
Pasak Bumi, Ulur Ulur, dan Saluang Belum.
Gunung Halau Halau mempunyai ketinggian yang mencapai hingga 1901 m
dari atas permukaan laut. Ketinggian puncak Gunung Halau bahkan lebih
tinggi dari Gunung Kilai yang juga merupakan salah satu gunung yang
menyusun Pegunungan Meratus. Gunung Kilai itu sendiri ketinggiannya
sudah mencapai 1400 m dari atas permukaan laut. Ketinggian tersebut
membuat puncak dari Gunung Halau Halau merupakan titik tertinggi yang
ada di Kalimantan Selatan.
Sebenarnya Gunung Halau Halau dan juga air terjun yang ada di kaki
gunung tersebut merupakan daerah keramat bagi Suku Dayak Meratus. Jadi
meskipun pengunjung bebas memasukinya, namun sebaiknya meminta izin
terlebih dahulu ke tetua adat Suku Dayak Setempat. Selain itu merupakan
langkah yang tepat untuk mengajak salah seorang Suku Dayak Meratus yang
berpengalaman untuk memandu perjalanan melalui hutan Gunung Meratus.
Tentu saja puncak gunung yang tinggi memberikan tantangan tersendiri
bagi para petualang. Termasuk dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 yang
untuk kedua kalinya telah menaklukkan puncak Gunung Halau Halau di bulan
Mei kemarin. Tim Ekspedisi Khatulistiwa adalah tim penjelajah TNI yang
merupakan gabungan dari beberapa kesatuan. Kesatuan tersebut seperti
Kopassus, Paskhas, Yon Raider, Marinir, dan juga Yonif 613 Raja Alam
yang merupakan batalyon infantri yang bermarkas di Kota Tarakan di
Kalimantan Timur.
Tim Ekspedisi Khatulistiwa juga serin menyertakan tim peneliti
terutama dari universitas untuk ikut serta dalam ekspedisi. Selain untuk
berpetualang dan mengasah keterampilan, Tim Ekspedisi Khatulistiwa juga
turut meneliti kekayaan flora dan fauna yang ada di Kalimantan. Karena
bisa jadi mereka menemukan tumbuhan atau hewan yang belum pernah
diidenfitikasi sebelumnya. Ini bisa menjadi penemuan besar dan penemunya
bisa memberikan nama pada tumbuhan atau hewan yang sudah ditemukannya.
Misalnya ketika Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang mencoba mencari Kijang
Kuning atau yang kadang juga disebut dengan Kijang Emas di kawasan
Pegunungan Meratus.
Kijang ini masih bersifat misteri karena belum jelas apa benar ada
atau tidak. Memang ada kisah dari para tetua masyarakat yang hidup
disekitar Pegunungan Meratus. Mereka menceritakan kalau pernah melihat
Kijang Kuning di hutan. Hanya saja Tim Ekspedisi Khatulistiwa tidak
sempat menemukannya ketika menjelajah Pegunungan Meratus.
Mungkin satu-satunya bukti keberadaan kijang ini adalah dari adanya
tanduk yang dipercaya milik Kijang Kuning yang dipajang disalah satu
rumah penduduk. Hanya saja ini perlu dibuktikan lebih lanjut lagi,
apakah benar itu merupakan spesies baru. Bukannya spesies kijang lain
yang bisa ditemukan di Kalimantan.
Thursday, December 4, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment