Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat
wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi
penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota
Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjaimenurut
mitos : Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. Bawa artinya
Mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung
Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung
Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini
juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji
atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung
Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.Gunung Bawakaraeng memiliki
hutan gunung yang didominasi oleh vegetasi hutan dataran rendah, hutan
pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui
diantaranya
Jenis pinus
Anggrek
Edelweis
Paku-pakuan
Pandan
Cengkeh
Kayu santigi
Rotan
Lumut kerak dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk jenis fauna bawakaraeng yang bisa ditemui
antara lain, Anoa
Babi Hutan
Burung pengisap madu
Burung coklat paruh panjang dan lainnya.
Dan Menyangkut Adat Istiadat Haji Bawakaraeng.
Gunung Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti
sendiri. dimana jika bawakaraeng sedniri terbagi menjadi 2 kata yaitu Bawa
artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan (Raja). jika diartikan secara luas Gunung
bawakaraeng adalah sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah
sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para
wali.Selain itu Gunung bawakarang juga mempunyai sebutan lain sebutan predikat
lain bagi Gunung ini yakni Buttatoayya dari bahasa makassar, jika diartikan
dalam kata seperti Butta berarti Tanah, Toa berarti Tua, dan Ayya menunjukkan
kata sifat, jika diartikan secara menyeluruh dan secara harfiah Buttatoayya
berarti Tanah yang memiliki sifat yang Tua, atau secara maknawiah Buttatoayya
menegaskan sebagai suatu tempat yang tinggi yang dituakan. karena telah dipilih
atau disepakati oleh para wali atau para karaeng atau kaum suci Agama Islam
sebagai tempat untuk berdoa bersembahyang dan bertemu untuk membicarakan kebaikan.Predikat
Bawakaraeng sebagai Buttatoayya lalu didudukkan pada sebuah Gunung yang diberi
nama Bawakaraeng. Predikat Buttatoayya lebih dipahami oleh pelaku tradisi
budaya atau ritual mistis atau mereka yang sangat mendalami kedudukan
Bawakaraeng. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak
Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan
pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka
melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung
Lompobattang.Gunung Bawakaraeng juga terdaftar sebagai gunung yg paling sering
dikunjungi baik itu oleh para warga setempat untuk sembahnyang pada bulan haji,
maupun para pendaki Gunung seperti MAPALA
(Pecinta Alam) lainya yang berada diSulawesi Selatan atau Adventure dari
luar provinsi bahkan pulau. pada bulan – bulan di musim penghujan, kondisi
cuaca di gunung ini menjadi sangat buruk dan sering terjadi badai di pegunungan
lompobatang. Waktu kunjungan terbaik biasanya di anjurkan pada bulan Mei –
September, karena pada bulan tersebut cuaca lumayan baik dan pemandangan alam
akan begitu terlihat indah. Gunung Bawakaraeng hanya berjarak 75 km dari Kota
Makassar dan menjadikan gunung favorites bagi pendaki di Kota Makassar dan sekitarnya.Gunung
Bawakaraeng sebenarnya bukanlah sebuah gunung menurut pakar peneliti Gunung
Indonesia karena Gunung Bawakaraeng terletak atau bagian dari jajaran
pegunungan Lompobattang serta salah satu puncak dan puncak tertinggi dari
jajaran pegunungan Lompobattang. Beberapa puncak di jajaran pegunungan
Lompobattang, antara lain : puncak Van Bonthain (umumnya disebut puncak
Lompobattang), puncak Bulu Assuempolong, puncak Bulu Kaca, puncak Ko’bang,
puncak Bulu Baria, puncak Bulu Porong, Puncak Bawakaraeng dan puncak
Sarobaiyya. Secara geologis bermula dari terbentuknya formasi gunung api
Lompobattang yang pecah meletus dan membentuk sejumlah kawah (saat ini lebih
dikenal dengan Lembah Ramma, Lembahlowe dan Lembah Anjayya) lalu terjadinya
proses pengangkatan gunung Bawakaraeng dan membentuk kesatuan jajaran
pegunungan Lompobattang.Adanya Bekas Longsoran di Gunung Bawakaraeng
Terbentuknya Gunung Bawakaraeng karena adanya Longsoran yang terjadi di kaki
Bukit bawakaraeng Pada hari Jumat, tanggal 26 Maret 2004 sekitar pukul 14.00
WITA, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong Musibah longsor ini menewaskan 30
warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. wilayah longsor tersebut
mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan,
lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili,
bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi
sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai
Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota
Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.Mendaki
Kepuncak BawakarengUntuk menuju ke puncak Gunung Bawakaraeng terdapat beberapa
jalur atau lokasi pemberangkatan awal seperti, Jalur Menuju Puncak. Lembanna
terletak disebelah Utara Laut puncak Bawakaraeng. Daerah ini juga berada tepat
dikaki Gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 1.400m d.p.l, pada posisi koordinat
119°54’18? BT dan 05°15’15? LS.Mata pencaharian penduduknya adalah bertani.
Curah hujan rata-rata adalah 2.034mm/tahun dengan suhu udara minimum 15°C dan
maksimum 20°C. umumnya penduduknya ber etnik Makassar atau penduduk asli, dan
umumnya rumahnya bersedia digunakan untuk bermalam. Desa yg termasuk dalam
kecamatan Tinggi Moncong, kabupaten Gowa, lebih dikenal dengan daerah Wisata
Malino.Masyarakat desa Lembana ini sangat ramah dan bersahabat, banyak pendaki
yang menginap gratis di rumah penduduk sebelum mendaki, Tiap akhir pekan tempat
ini selalu ramai dikunjungi oleh Pendaki yang ingin mendaki gunung Bawakaraeng
ataupun orang yang hanya sekedar santai menikmati hari libur dikaki Gunung
Bawakaraeng. Urutan pencapaian dari Makassar dengan rute Perjalana Makassar to
Sungguminasa to Malino-Lembanna–Puncak Gunung BawakaraengJika datang dari
Makassar atau dari Luar pulau sulawesi, naik angkutan Kota menuju ke Terminal
Gowa, atau bisa juga Turun di perempatan Sunggu Minasa, Jalan arah ke Malino.
Dari sini, Naik Angkutan Pedesaan jurusan Malino, waktu tenpuh kurang lebih 2-3
jam perjalanan. Biasanya Sopir angkutan sudah hafal, kalau ada pendaki yg akan
mendaki Gunung Bawakaraeng, Sopir Angkutan akan mengantar sampai ke Desa
lembanna. Desa terakhir di kaki Gunung Bawakaraeng. Tariff per Orang Rp. 8000.
para pendaki pada umumnya bermalam terlebih dahulu di Desa lembanna, yg punya
ketinggian 1400 Mdpl, baru keesokan paginya pendakian dimulai. Atau bisa juga
melakukan pendakian pada Malam hari.Pendakian dimulai dari Desa Lembanna,
medannya berupa perkebunan penduduk lalu mulai masuk pintu Hutan Pinus dan untuk
mencapai Pos 1 dibutuhkan waktu 1-2 jam perjalanan.Pendakian dimulai Pos 1
BawakaraengDari Pos 1 yg ketinggian mencapai 1650 mdpl, pendakian terus landai
hingga mencapai Pos 2, diperlukan waktu tak lebih dari 1 jam perjalanan, disini
tersedia mata air yg mengalir.Pendakian Pos 2 BawakaraengPerjalanan belum
terlalu mendaki, masih landai dan mulai masuk vegetasi hutan khas sulawesi,
waktu tempuh tak berbeda dengan dari Pos 1 ke Pos 2,Pendakian Pos 3
BawakaraengDi pos 3 juga tersedia mata air dan bisa mendirikan Tenda.Pendakian
Pos 4 BawakaraengPos 4 di tempuh dalam waktu lebih dari 1 Jam perjalanan dan
perjalanan di lanjut hingga Pos 5, di pos 5 terdapat mata air, hanya saja
lumayan jauh. Biasanya I Pos 5 digunakan untuk bermalam.Pendakian Pos 5
BawakaraengDari Pos 5, perjalanan mulai mendaki dan sepanjang perjalanan akan
melewati Pohon-pohon yg tumbang karena dari Pos 5 – 6, hutannya habis terbakar,
kalau mendaki malam hari sebaiknya berhati-hati, karena disini biasanya pendaki
sering tersasar, karena jalur tak begitu terlihat.Pendakian Pos 6
BawakaraengKetika tiba di Pos 6, perjalanan masih melalu hutan yg lumayan
lebat, perjalanan terus melandai dan mulai mendaki dan hutan mulai menghilang
berganti vegetasi hutan yg berbeda dan setelah 2 jam perjalanan, akan tiba di
Pos 7, yg punya ketinggian 2710 mdpl.Pendakian Pos 7 BawakaraengDi Pos 7
pemandangan sangat indah dan lumayan terbuka. Dipos 7 inilah yg sering terjadi
badai.Pendakian Pos 8 BawakaraengDari Pos 7 menuju Pos 8, jalur mulai naik
turun, di sepanjang jalur ini terdapat 2 kuburan dan ada pula In-memoriam
pendaki yg tewas, setelah melewati 2 bukit yg punya ketinggian rata-rata 2700
mdpl, jalur akan menurun dan Tiba di Pos 8, disini tersedia mata air, dan
biasanya pendaki bermalam disini baru keesokan paginya menuju puncak
Bawakaraeng. Pemandangan rumput savana dan puncak Bawakaraeng terlihat dari pos
8 ini, suhu pada malam hari antara 8-10 derajat.Pendakian Pos 9
BawakaraengSetelah melewati padang savana dan ada kebun edelweis maka akan Pos
9 di tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan, di pos 9 juga bisa digunakan untuk
mendirikan tenda.Pendakian Pos 10 BawakaraengPos 10 adalah Puncak Gunung
Bawakaraeng. Untuk mencapai puncak bawakaraeng, tidak lah terlalu sulit,
walaupun sedikit mendaki. Setelah menempuh kurang lebih seper dua jam
perjalanan, maka akan tiba di Puncak Bawakaraeng. Sebaiknya sebelum menuju
puncak perhatian kondisi alam di puncak, terkadang angin bertiup lumayan
kencang.Rute alternative bisa juga menggunakan jalur lintas, yaitu melewati
lembah Rama, dari Pos 1 ada percabangan jalan, ambil jalur kanan dan tembuh di
Pos 8, jalur ini lumayan panjang dan melewati lembah yg lumayan luar, bisa
melihat Air Terjun Taka Palu yg punya ketinggian 50 meter. Rute Alternative
lintas LompoBatang, Pendakian bisa juga lintas ke Gunung LompoBatang melalui
puncak Gunung Bawakaraeng dan Turun di Kabupaten Gowa, menurut informasi
dibutukan waktu 3 hari perjalanan.Ke Bawakareng Melalui Jalur TassosoDusun
Tassoso’ terletak disebelah Timur Laut puncak Gunung Bawakaraeng. Daerah ini
yang berda tepat dibawah kaki gunung ini dan berada pada ketinggian 1.320m
d.p.l, pada posisi koordinat 119°58’38? BT dan 05°58’55? LS. Mata pencaharian
penduduknya adalah bertani. Curah hujan rata-rata adalah 78.7mm/tahun dengan
suhu udara minimum 15°C dan maksimum 27°C.Urutan pencapaian dari Makassar
sebagai berikut Makassar Sinjai Manipi Gunung Perak Tassoso Puncak Gunung
Bawakaraeng. Demikianlah Ulasan lengkap mengenai Gunung Bawakaraeng Mungkin
Bisa Bermanfaat Bagi kita semua yang membutuhkan informasi seputar gunung
tertinggi di sulawesi selatan atau bisa di jadikan bahan pertimbangan bagi
sahabat Pencinta Alam yang ingin Melakukan Pendakian Gunung yang ada di
sulawesi Selatan.
0 comments:
Post a Comment