Gunung Awu adalah gunung berapi
aktif bertipe stratovolcano dengan kawah yang sangat dalam seluas 4,5 KM
persegi dan merupakan salah satu gunung berapi paling mematikan yang
terletak di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Indonesia.
Gunung ini tercatat pernah
menciptakan letusan dahsyat yang terjadi pada tahun 1711, 1812, 1856,
1892 dan terakhir kali pada tahun 1966 yang menelan lebih dari 8000
korban jiwa oleh lahar panas yang besar.
Kawah dengan lebar 4,5 km
terdapat di puncak dengan jurang yang dalam dikelilingi celah raksasa di
sepanjang lembah sebagai jalan lahar yang membelah sisi-sisi kawah.
Terdapat sebuah danau dangkal di
dalam kawah yang terletak di puncak gunung. Dasar kawah yang dalam di
kelilingi lembah setinggi 1.320 meter membuat gunung Awu sebagai gunung
berapi dahsyat yang berada dalam cincin api.
Gunung ini terletak di sebelah
utara Pulau Sulawesi dan dikelilingi oleh kepulauan Sangihe. Jalur
pendakian untuk mencapai puncak gunung ini biasanya dimulai dari desa
Anggis di pantai selatan yang berjarak sekitar 7 km dari kawah.
Perjalanan mendaki dimulai dengan
menyusuri hutan kelapa untuk mencapai titik triangulasi sepanjang 350
meter dan kemudian akan sampai di Desa Kanaka, Panise dan terakhir Desa
Panto Unema untuk mempersiapkan pendakian yang sesungguhnya.
Selanjutnya pendakian berat akan
dimulai menuju ke puncak setinggi 500 meter dan masih bisa menemukan
lahan tanaman pertanian, selanjutnya menembus lava keras setinggi 350
meter dan pendakian menjadi semakin mudah.
Tipe Gunungapi : Strato dengan danau kawah
Letak : Arsipel Sangihe, Kabupaten Taruna atau Tahuna dan Kabupaten Peta
Letak Geografis : 3o 40’ Lintang Utara dan 125o 30’ Bujur Timur
Ketinggian (di atas muka laut) : Puncak 1320 m; Danau Kawah 921,12 m
Kedalaman danau kawah : Tahun 1922 => 150 – 172 m dan 1968 (2 tahun setelah letusan) => 5 – 10 m
Ketinggian (di atas dasar laut) : 3300 m
BENTUK DAN STRUKTUR
Gunung Awu menempati daerah seluas 135 km2 terletak
di bagian utara dari pulau Sangihe Besar dan bagian sebelah tenggara,
jaringan lerengnya melandai teratur ke lautan yang mengelilinginya.
Lembah lahar yang dalam tampak di
bagian atas dari kerucut rombakan yang datar dari kaki gunung. Puncak
gunung Awu sekarang terjadi di dalam sebuah kaldera lama dengan garis
tengah 4,5 km dan kapasitas kawah adalah 40 juta m3 air.
KEGIATAN
1640 – 1641 | Bulan Desember 1640, kemudian 3 -4 Januari 1641 |
Antara 1641-1677 | Letusan eksplosif dalam kawah pusat |
1711 | 10 – 16 Desember. Letusan dengan awanpanas dan laharletusan dari kawah pusat, disusul lahar hujan. Daerah antara Tabuhan dan Taruna hancur. Korban manusia 3000 orang dengan rincian 2030 orang di Kendhar, di antaranya Raja Syamsialam; 70 orang di Koloza; 408 orang di Taruna. |
1812 | 6 -8 Agustus. Letusan dan akibata serupa dengan yang terjadi dalam 1711. Pohon niur hancur di seluruh pantai, beratus-ratus penduduk Tabuhan, Khendar dan Kolengan menjadi korban. |
1856 | 2 – 7 Maret. Letusan dan akibat serupa dengan yang sebelumnya. Awanpanas, laharletusan, dan laharhujan. Kampung Trijang dan pondok Pembalarian, Labakassin, Patung dan Hilang hancur sama sekali. Korban 2806 orang. |
1875 | Bulan Agustus terjadi letusan kecil dari kawah pusat. |
1885 | 18 Agustus. Sama dengan yang terjadi tahun 1875. |
1892 | 7 Juni. Tipe letusan mengeluarkan awanpanas, laharletusan dan laharhujan. Hampir semua kampung sebelah pantai utara hancur, kampung yang paling parah ialah yang terletak antara Sawang dan Tabuka. Jumlah korban yaitu 1532 orang di daerah Mala, Akembuala, Anggis, Miteing, Kolongan, Metih dan Khendar Trijang akibat lahar. |
1893 | Letusan preatik dari kawah pusat. |
1913 | 14 Maret. Letusan kecil dari kawah pusat. |
1921 | Bulan Februari. Terjadi letusan preatik. |
1922 | 20 Juni – September. Terjadi letusan preatik. |
1931 | 15 Maret terjadi letusan. Tanggal 7 April tampak doma lava di bawah dekat permukaan danau. Pembentukannya terus berlangsung, hingga Desember mencapai tinggi 80 m. |
1966 | 12 Agustus. Letusan berupa awanpanas, lahar letusan dan material jatuhan piroklastik yang mengakibatkan 39 orang korban. Pada tanggal 10 Agustus terjadi gempa tektonik di daerah Donggala dan Minahasa, pulau Sangir Talaud, dan di sekitar Gunung Awu akan tetapi tidak mempengaruhi kegiatan Gunung Awu yang ada dalam stadia istirahat. |
TIPE LETUSAN GUNUNG AWU
Tipe letusan Gunung Awu sepanjang
masa hingga 1966 ini serupa, tetap, konstan dan konsekuen dengan Tipe
Letusan Gunung Kelut di Jawa.
Urutan jalan letusan adalah :
Fasa 1. Kawah Gunung Awu diisi air yang tiap terjadi letusan dilemparkan ke luar
Fasa 2. Air danau yang
dilontarkan membentuk lahar letusan yang mengalir lewat jurang hingga
laut, biasanya disertai dengan awan panas letusan
Fasa 3. Hujan abu dan hujan batuapung dimulai, disertai awan panas yang meluncur lewat jurang
Fasa 4a. Dalam Kawah
Terakhir hujan abu dan hujan
batu, sebuah danau muncul pada pipa kawahnya, dasar kawah tertutup,
lambat laun terjadi lagi sebuah danau
Fasa 4b. Di luar Kawah
Bahan letusan (ladu, abu dsb)
yang terhimpun oleh letusan terakhir di hulu sungai disebabkan hujan
dialirkan sebagai lahar ke laut
BATAS DAERAH BAHAYA
- Daerah Bahaya
Batas daerah bahaya ini
berdasarkan bahaya awan panas, aliran lava, lahar letusan dan lahar
hujan, maupun bahaya bom diperkirakan meliputi :
- Daerah yang dibatasi seluruh pantai di sekeliling gunung antar Taruna dan Kampung Sahabe
- Di sebelah timur
menenggara dibatasi oleh suatu garis perbatasan mulai dari Taruna
melalui puncak Gunung Taruna, Gunung Pasong hingga di Kampung Sahabe di
pantai timur.
Luas daerah ini sekitar 144,8 km2 dengan jumlah penduduk 24.100 orang (1973).
- Daerah Waspada
Batas daerah waspada ini
berdasarkan bahaya eflata dan merupakan daerah berbentuk lingkaran di
luar daerah bahaya dengan jari-jari 8 km dengan titik letusan di kawah
sebagai pusatnya. Sebagian besar daerah ini adalah laut, kecuali daerah
sebelah timur menenggara antara Taruna dan Danau Utaurano. Luas daerah
ini sekitar 55,3 km2 dengan jumlah penduduk 1.700 orang (1973).
- Daerah Aman
Daerah aman yang dapat menjadi tempat berlindung yaitu
- Kampung Talaud yang
terlindung oleh beberapa bukit yang menghalangi serangan awan panas dan
lahar, yaitu bukit Burude Dipahe, Br. Bio dan Br. Bowongguwe
- Akembahi yang terlindung oleh Burude Laeke, Hope dan Banewa.
- Daerah aman lainnya
yaitu daerah antara Kampung Tabuhan Lama – Talolang – Pasih – Lengganeng
– Taruna karena terlindung oleh bukit Lepu Sehengbaliba – Posong dan
Baku.
0 comments:
Post a Comment