“Nama Sri Baduga berasal dari raja Jawa Barat, raja Sri Baduga sangat mencerminkan budaya Sunda”, ujar Iip Sarif Hidayat selaku petugas pemarasaran museum.
Kereta kencana Paksinagalima
Tampak bahwa koleksi-koleksi museum ini telah disusun rapi dengan alur sejarah yang menarik bagi pengunjung, walaupun banyak fasilitas penunjang tidak beroperasi. Monitor-monitor komputer yang seharusnya menunjang informasi bagi pengunjung tampak rusak, begitu pun layar televisi besar yang tidak. Beberapa koleksi terlihat ‘mati’ karena kurang dipadu penerangan.
Walau demikian, pengunjung museum ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Iip, saat ini pengujung tercatat sebanyak 160.000 orang per tahunnya. Sebagian besar pengunjung adalah siswa sekolah atau mahasiswa. Ada pun pengunjung dari mancanegara yang sesekali datang. “Banyak turis asing dari Jepang dan Belanda, mungkin karena mau melihat sejarah negara mereka di Indonesia,” terusnya.
Sebagai museum kelas ‘A’, yaitu museum utama di Kota Bandung, Museum Sri Baduga telah melakukan upaya untuk meningkatkan pelayanan. Gedung utama telah menjalankan renovasi periodik sejak tahun 2006 dan biasanya dikerjakan setahun sekali. Menurut Iip, periode tahun 2011/2012 ini akan menjadi tahun penyempurnaan museum.
Setahun sekali agar masyarakat senantiasa berkunjung dan tidak bosan dengan suasana museum ini. Iip berharap, museum ini akan terus ramai akan pengunjung yang haus akan sejarah jawa barat. “Alhamdulillah sekarang banyak yang berminat berkunjung ke museum” katanya.
0 comments:
Post a Comment