Mulainya peningkatan aktivitas di Gunung Sago mengingatkan kembali, bahwa masih ada beberapa gunung api di Sumbar yang masih tidur. Seperti Gunung Singgalang yang berketinggian 2.872 meter, Gunung Pasaman yang berketinggian 1.984 meter dan Gunung Talamau yang berketinggian 2.918 meter.
Sementara untuk gunung aktif yang masih mengancam dan mengepung berbagai daerah di Sumbar diantaranya Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 meter, Gunung Talang yang berketinggian 2.597 meter, Gunung Tandikek yang berketinggian 2.476 meter dan Gunung Kerinci yang berketinggian 3.300 meter.
Kabid Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Nuzuir menyatakan Gunung Sago termasuk gunung yang aktif dan telah tercatat di pusat geologi Sumatera Barat.
“Gunung Sago itu memang gunung yang aktif. Namun sejak tahun 1600-an tidak pernah menampakkan aktivitas seperti Gunung Marapi, Tandikek dan Talang. Jika sekarang gunung tersebut menampakkan aktivitasnya, itu biasa,” katanya.
Ia juga menyampaikan kepada masyarakat sekitar untuk waspada dengan aktivitas Gunung Sago seminggu belakangan ini. Karena dampak dari aktivitas gunung api yang biasanya diam dan tiba-tiba mengeluarkan energi, akan berdampak besar dibanding gunung yang sering aktif, terutama untuk dampak erupsinya.
“Gunung Sago dapat disamakan seperti Gunung Sinabung yang meletus pada tahun 2010 silam. Masyarakat sekitar menganggap Gunung Sinabung tersebut sebagai gunung mati, Namun kenyataannya gunung tersebut meletus dengan kekuatan yang besar,” ujar Nuzuir.
Ia juga mengatakan, sebenarnya keaktifan Gunung Sago sudah terpantau sejak tahun 2008 lalu oleh pusat geologi dan diperkuat dengan hasil visual satelit google.
“Kita memang sudah menjadwalkan dalam bulan Mei ini akan menerjunkan para ahli untuk melakukan penelitian ke Gunung Sago, sekaligus memasang alat pendeteksi gempa,” katanya lagi.
Sementara itu, aktivitas Gunung Sago hingga Rabu (9/5) kemarin masih terus bergejolak. Bujang Sawir (56) salah seorang warga Padang Laweh, Nagari Tanjung Aro, Kecamatan Situjuh Kota Payakumbuh, yang bermukim di sekitar di kaki Gunung Sago mengatakan, sejak seminggu belakangan telah tiga kali melihat asap tebal di puncak Gunung Sago. Asap tersebut terlihat sangat jelas mengepul bewarna hitam pekat.
Bujang juga mengatakan, semenjak adanya asap yang keluar dari Gunung Sago, masyarakat sekitar kaki gunung juga mulai merasakan gempa-gempa kecil. “Kamis (3/5) sore, masyarakat di kaki Gunung Sago merasakan gempa yang tidak terlalu kuat. Namun cukup terasa oleh masyarakat di kaki gunung,” katanya.
Keterangan sama juga disampaikan oleh Fauzan (21), yang melihat jelas asap dari puncak Gunung Sago pada Selasa (8/5) sore.
“Saya melihat jelas asap yang keluar dari puncak Gunung Sago. Asap itu juga diiringi dengan bunyi gemuruh yang berasal dari gunung,” katanya.
Tak hanya warga di sekitar kaki Gunung Sago, tapi sejumlah warga di kawasan Bonjol Kabupaten Pasaman juga sering merasakan getaran kecil. Namun getaran yang dirasakan warga itu masih misterius, karena belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait.
Menanggapi informasi masyarakat tersebut, pernyataan berbeda dan sangat kontras diungkapkan Manajer Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumbar Ade Edward.
“Gunung Sago masih mati dan belum aktif. Informasi masyarakat tersebut belum bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jika memang ada gempa di sekitar kaki gunung itu, kenapa tidak terdeteksi oleh alat yang ada,” tutur Ade Edward bersikukuh
0 comments:
Post a Comment